Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia
beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi
petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)
Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap
kiblat, juga kenapa harus ada ibadah thawaf, Ini juga sering jadi perenungan
manusia, seperti ini :
- Ketika mempelajari kaidah tangan kanan (hukum alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh arah jempol.
- Dengan pola ibadah thawaf dimana bergerak dengan jalan berputar harus berlawanan jarum jam, ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.
- Kenapa sholat harus menghadap kiblat, termasuk dianjurkan berdo’a dan pemakaman menghadap kiblat.
- Kenapa sholat di Masjidil Haram menurut hadist nilainya 100.000 kali dari di tempat sendiri.
- Singgasana Tuhan ada di langit tertinggi.
Perenungan sintesa :
- Energi sholat dan do’a dari individu atau jamaah seluruh dunia terkumpul dan terakumulasi di Ka’bah setiap saat, karena bumi berputar sehingga sholat dari seluruh dunia tidak terhenti dalam 24 jam, misal orang Bandung sholat dzuhur, beberapa menit kemudian orang Jakarta dzuhur, beberapa menit kemudian Serang dzuhur, Lampung dan seterusnya. Belum selesai dzuhur di India Pakistan, di Makassar sudah mulai ashar dan seterusnya. Pada saat dzuhur di Jakarta, di London sholat shubuh dan seterusnya 24 jam setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.
- Energi yang terakumulasi, berlapis dan bertumpuk akan diputar dengan generator orang-orang yang berthawaf yang berputar secara berlawanan arah jarum jam yang dilakukan jamaah Makkah sekitarnya dan jamaah umroh/haji yang dalam 1 hari tidak ditentukan waktunya.
- Maka menurut implikasi hukum kaidah tangan kanan bahwa energi yang terkumpul akan diputar dengan thawaf dan hasilnya kumpulan energi tadi arahnya akan ke atas menuju langit. Jadi sedikit terjawab bahwa energi itu tidak berhenti di Ka’bah namun semuanya naik ke langit. Sebagai satu cerobong yang di mulai dari Ka’bah. Menuju langit mana atau koordinat mana itu masih belum sampai pikiran manusia.
Kesimpulan :
- Sholat dan do’a diyakini akan sampai ke langit menuju singgasana Tuhan selama memenuhi kira-kira persyaratan uraian di atas dengan sintesa (gabungan/ekstrasi) renungan hukum agama dan hukum alam, karena dua-duanya ciptaan Tuhan juga. Jadi hendaknya ilmuwan dan agamawan bersinergi/saling mendukung untuk mencapai kemaslahatan yang lebih luas dan pemahaman agama yang dapat diterima lahir batin.
- Memantapkan kita dalam beribadah sholat khususnya dan menggiatkan diri untuk selalu online 24 jam dengan Tuhan, sehingga jiwa akan selalu terjaga dan membuahkan segala jenis kebaikan yang dilakukan dengan senang hati (ikhlas).
- Terjawablah jika sholat itu tidak menyembah batu (Ka’bah) seperti yang dituduhkan kaum orientalis, tapi menggunakan perangkat alam untuk menyatukan energi sholat dan do’a untuk mencapai Tuhan dengan upaya natural manusia.
- Allah Maha Pandai, Maha Besar dan Maha Segalanya.
Ini sekedar renungan dan analisa, semoga saja mampu
memotivasi kita dan para pakar untuk memicu pemikiran, penelitian lebih dalam
untuk lebih mempertebal keimanan dan menjadi saksi bahwa Tuhan menciptakan
semesta dengan penuh kesempurnaan tidak dengan main-main (asal jadi) sehingga
makin yakin dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin renungan ini berlebihan
dan berfantasi, tapi sedikitnya ini pendekatan yang mampu menjawab pertanyaan
sebagaimana di atas dan tidak bertentangan dengan kitab suci dan hadist.
Ramalan untuk memastikan bahwa Ka’bah dan kiamat hanya Allah Yang Tahu :
- Ka’bah akan hancur dengan sendirinya (terbukti dengan ditenggelamkannya suatu pasukan yang akan menyerang Ka’bah suatu hari nanti).
- Jika pusat bumi bergeser akan banyak kekacauan (seperti musim yang tidak mengenal waktu).
- Kiamat akan cepat terjadi jika sholat sudah ditinggalkan.
- Anda pasti juga pernah mendengar “jika siapa yang meninggalkan sholat berarti telah merobohkan agama”.
- Bagaimana kemampuan Pentium 2 dan Pentium 4 sungguh berbeda, bagaimana petunjuk Allah disempurnakan dari umat Ibrahim, Musa hingga Muhammad SAW, Nabi Isa menyempurnakan Taurat dengan Injil, dan Muhammad menyempurnakan keduanya Dengan Al Qur’an. Hingga kita mengerti bahwa kita dulu adalah umat yang satu.
Sumber :
tidak diketahui
No comments:
Post a Comment