Lebih
dari 100 bangkai burung menutupi kebun itu sehingga terlihat seperti karpet,
masing-masing dengan darah yang mengucur dari paruh dan cakarnya. Kebanyakan
burung itu mati ketika menyentuh tanah, beberapa lagi mengepak-ngepakkan
sayapnya dengan lemah, jelas terlihat kesakitan, sampai petugas dari RSPCA
(Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals) datang dan melenyapkan
penderitaan itu dari mereka.
Julie
Knight, 53 tahun, sedang kembali ke rumahnya di sebuah desa sunyi di Coxley
pada jam 4 sore ketika tanpa sengaja menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Julie, yang berprofesi sebagai
perawat, mengatakan : “Adegan itu seperti sebuah bagian dari
film horror, seperti film
Hitchcock - The Birds, benar-benar
menakutkan.”
“Saat itu
seperti hujan burung. Salah satu tetanggaku juga menyaksikannya. Burung-burung
itu jatuh begitu saja ke tanah. Sekitar 70 ekor kelihatannya mati seketika.”
“Satu-satunya
cara untuk menggambarkan peristiwa itu adalah mereka seperti dihinggapi oleh
kengerian yang amat sangat. Paling tidak ada sekitar 100 burung lebih. Saya
sudah hidup di desa seumur hidup saya
dan saya belum pernah
melihat peristiwa yang seperti ini.” Peristiwa
serupa sebelumnya juga pernah dilaporkan di banyak tempat di dunia dimana
kebanyakan pestisida dan tabrakan yang dianggap bertanggung jawab.
Mrs. Knight menambahkan : “Saya
kuatir dengan apa yang telah membunuh burung-burung itu karena saya juga punya cucu yang masih kecil dan
dua ekor kucing yang sering bermain di kebun. Satu-satunya yang terpikir oleh saya adalah burung-burung itu mungkin
telah memakan hasil panen yang telah dipestisida sehingga mereka menjadi keracunan.
Tapi, tetap saja aneh.”
Llyod
Scott, dari Royal Society for the Protection of Birds, mengatakan : “Peristiwa
ini adalah salah satu peristiwa paling ganjil yang pernah kami jumpai.”
Llyod
juga mengatakan kalau hampir tidak mungkin burung-burung bertabrakan di udara
karena kebingungan. Menurutnya, burung jalak
punya kemampuan unik. Ketika mereka terbang dalam kelompok besar, mereka akan
bergerak dengan berpatokan pada tujuh burung yang ada di dekatnya. Jadi secara
insting, mereka akan saling menjaga jarak yang cukup aman.
Para
peneliti saat ini telah mengambil bangkai-bangkai burung tersebut untuk diteliti. Pada setiap bangkai burung-burung
jalak itu, ditemukan luka fisik, kebanyakan sayap patah atau paruh yang pecah.
Juga tidak ditemukan adanya penyakit atau toksin di dalam tubuh mereka. Saat
ini masih tidak bisa disimpulkan dengan pasti penyebab kematiannya. Di dekat
situ juga tidak ada kabel listrik atau apapun yang mungkin bisa menjadi
penyebabnya.
Juru
bicara RSCPA, Helen Cohen menyimpulkan : “Satu-satunya
penjelasan yang bisa kami pikirkan adalah sesuatu telah menyebabkan kawanan
burung itu berubah haluan yang menyebabkan mereka jatuh ke tanah. Bisa jadi
burung pemangsa. Tapi, semuanya masih misterius.”
Sumber : tidak
diketahui
No comments:
Post a Comment