Monday, May 27, 2013

Siksaan Yang Teramat Berat


Bagi seorang budak, pergi menjumpai Nabi SAW bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Keluar rumah majikannya untuk keperluan sendiripun tidak bisa. Apalagi untuk menjumpai Nabi Muhammad SAW, yang menjadi musuh kaum musyrikin Quraisy, musuh majikan Bilal sendiri.

Dengan susah payah, akhirnya Bilal bin Rabah berhasil menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia menyatakan maksudnya untuk masuk Islam. Nabi mengajarkan cara-cara masuk Islam dengan berwudhu (bersuci), lalu mengucapkan dua kalimat syahadat kemudian melakukan shalat dua rakaat.

Betapa bahagia dan beruntungnya Bilal, karena Nabi sendiri yang mengajarkan syariah Islam kepadanya. Namun, keislamannya harus disembunyikan. Sangat berbahaya jika majikannya tahu akan hal itu. Untuk itu, Bilal menjalankan perintah agamanya secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, pada akhirnya ketahuan juga.

Umayyah bin Khalaf marah besar. Terkutuklah budaknya yang berani-beraninya menjadi pengikut Muhammad itu. Sesaat Umayyah bin Khalaf kehilangan akal. Bagaimana dia bisa lengah menjaga budaknya? Bagaimana sampai si budak tidak ketahuan pergi diam-diam menjumpai Muhammad?

Dalam hati, Umayyah bin Khalaf sebenarnya mengakui kelebihan-kelebihan Muhammad. Bahwa anak Abdullah itu, si Muhammad, memang orang yang sangat jujur. Orang yang tidak pernah berdusta. Dia, juga berperilaku sangat sopan, rendah hati, ramah. Pendek kata, banyak hal yang baik pada diri Muhammad itu. Namun, bahwa dia mengajarkan agama baru yang bertentangan dengan agama kaum Quraisy, itulah yang salah besar menurut Umayyah bin Khalaf. Itu tidak boleh dibiarkan. Harus diperangi, dimusuhi, dan jika mungkin dibasmi.

Umayyah punya sahabat bernama Uqbah bin Mu’ith. Uqbah mendengar perihal budak Umayyah yang masuk Islam itu. “Celakalah engkau Umayyah!” katanya. “Budakmu menjadi pengikut orang yang menghina agama kita. Yang menghina tuhan-tuhan kita Al-Laata dan Al-Uzza.

“Ya. Celakalah budak itu. Apa yang harus kulakukan terhadapnya?”

“Siksa dia sampai mau meninggalkan agamanya yang sesat itu.

“Akan kusiksa dia sampai mati kalau dia tidak mau meninggalkan kesesatannya.

Kesesatan, siapakah yang sesat? Si budak Habsyi yang telah menganut agama kebenaran atau mereka yang menyembah berhala-berhala mati itu? Orang-orang sesat itu menganggap yang benarlah yang sesat.

Matahari sedang terik-teriknya. Padang pasir menjadi bagaikan hamparan bara. Pada saat seperti itu, Bilal bin Rabah ditelanjangi lalu diseret ke tengah padang pasir. Tidak terbayangkan betapa panas butir-butir pasir itu. Bilal ditelentangkan. Matahari dipuncak langit membakar bagian depan tubuhnya. Sementara punggungnya disengat panas pasir yang bagaikan bara api.

Tidak itu saja yang dialaminya. Seorang musyrikin yang menjadi algojo penyiksa, mengambil sebongkah batu besar. Batu itu diangkat tinggi-tinggi, lalu dijatuhkan ke dada Bilal.

Batu itu berat sekali, juga panas tidak kepalang. Batu itu menghantam dada Bilal sampai tulang-tulang iganya patah dan terus dibiarkan menindih dada. Mengimpit dengan beratnya, dan membakar dengan panasnya.

“Ingkari agama sesat ajaran Muhammad!” seru algojo penyiksa Bilal. “Siksaan ini akan dihentikan bila engkau meninggalkan kesesatanmu.”. Bilal tidak sudi mengingkari keyakinan dan keimanannya.

“Ucapkan Al-Laata dan Al-Uzza!” Namun, apa yang terdengar dari mulut Bilal?

“Ahad.....Ahad.....Ahad.....” Begitu yang didengar Umayyah bin Khalaf dan para algojo yang menyiksa Bilal.

“Apa yang kau katakan?” jerit Umayyah bin Khalaf dengan kalapnya.

“Ahad....Ahad.....Ahad.....”

Bilal hanya berucap begitu berulang-ulang. Maksudnya adalah Allah yang Maha Tunggal atau Allah yang Maha Esa.

Siksaan dilanjutkan. Berbagai cara keji dan kejam dilakukan hingga hampir tidak ada bagian tubuh Bilal yang tidak terluka. Namun dia tetap tabah. Dia tetap mengucapkan Ahad. Tidak sudi memuji dan menyerukan Al-Laata dan Al-Uzza seperti yang diharapkan para penyiksanya.

Umayyah bin Khalaf dan para algojo kehilangan akal. Bagaimana lagi cara menyiksa Bilal, supaya budak Habsyi itu menyerah?

Hari telah sore, sinar matahari tidak sepanas bara lagi. Siksaan itu dihentikan. Bilal akan dibawa pulang ke rumah Umayyah bin Khalaf. Akan tetapi, tidak begitu saja disuruh berjalan. Lehernya diikat seperti kambing. Lalu Umayyah bin Khalaf memanggil anak-anak kecil. Disuruhnya anak-anak itu menggiring Bilal melalui lembah dan bukit-bukit. Mereka bersorak-sorai riuh. Memukul, mencakar, dan meludahi Bilal sepanjang jalan.

“Ini pelajaran bagi budak-budak lain yang berani menjadi pengikut Muhammad!” kata Umayyah bin Khalaf. “Juga pelajaran bagi para pemilik budak. Mereka harus mewaspadai budak-budaknya.”

Siksaan itu diulanginya keesokan harinya. Demikian pula lusanya. Namun, Bilal tidak mau menyerah. Dari mulutnya terus terdengar Ahad......Ahad......Ahad.

Seorang Quraisy datang dan berseru ketika Bilal sedang disiksa. “Hentikan!” katanya dengan suara lantang. Apa yang kalian lakukan ini? Menyiksa seorang budak dengan sekejam ini? Lepaskan dia!”

Orang itu tampaknya berpengaruh. Bilal dilepaskan dan ikatan di tubuhnya dibuka. Orang Quraisy itu lalu memberinya minum. “Terima kasih” ucap Bilal dengan suaranya yang lemah. Ia sungguh tidak berdaya. Seluruh tubuhnya penuh luka. Seluruh tulangnya bagaikan remuk belaka. Bernafaspun sangat menyakitkan dadanya. Bicara sangat menyakitkan rahangnya.

“Mengapa kau keras kepala begitu, Bilal?” Tanya orang Quraisy itu. “Mestinya lunakkan hatimu, supaya siksaan ini tidak terus menerus kau terima. Kau sendiri yang merugi.” Bilal diam mendengar ucapan orang Quraisy ini.

Umayyah bin Khalaf itu merasa malu jika menghentikan siksaan sebelum kau menuruti kehendaknya,” kata orang Quraisy itu dengan kata-kata lembut. “Ucapkanlah Al-Laata dan Al-Uzza, meskipun tidak dengan sepenuh hatimu. Supaya Umayyah bin Khalaf menghentikan siksaan ini tidak dengan rasa malu.”

“Ahad.....Ahad......Ahad.....” terdengar dari mulut Bilal ucapan itu.

Orang Quraisy itu marah. Dia serentak berdiri. Terkutuk! Kamu memang budak celaka! Siksa dia sampai mati!” teriaknya.

Ternyata itu memang siasat para penyiksa Bilal. Ada yang membujuk dengan kata-kata manis supaya Bilal menyerah. Namun, budak Habsyi itu tetap pada pendirian dan keyakinannya. Mati baginya tidak menjadi persoalan lagi. Sakit bukan hal yang menakutkan. Bukankah dia telah mengalaminya selama berhari-hari ini? Dia tidak mati juga, tentunya karena Allah tidak menghendakinya.

Bilal kembali disiksa. Begitu berjalan sampai berhari-hari. Para penyiksanya sampai jenuh dan bosan. Kehilangan akal untuk menaklukkan budak yang keras kepala itu.

Penganiayaan terhadap budak yang memeluk agama Islam pada waktu itu sering terjadi, bahkan ada yang sampai mati. Orang-orang musyrikin Quraisy bisa menyiksa budak sampai mati. Mereka tidak khawatir akan tindakan balas dendam dari kerabat si budak sebab para budak itu tidak mempunyai kabilah (kaum/keluarga besar).

Berbeda dengan orang yang bukan budak. Kerabat dan anggota kabilahnya pasti akan menuntut balas. Menyiksa budak itu sangat aman. Bukankah budak tidak lebih dari binatang ternak bagi mereka?

Penyiksaan terhadap Bilal ini didengar oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Orang ini telah memeluk Islam. Dulu ia mempunyai banyak sekali budak karena dia orang kaya. Di masyarakat Quraisy pada waktu itu, semakin kaya seorang akan semakin banyak memiliki budak. Kini Abu Bakar Ash-Shiddiq telah membebaskan budak-budaknya, karena Islam menentang perbudakan. Tinggal seorang budak negro yang masih belum dimerdekakan.

Abu Bakar mendatangi tempat penyiksaan Bilal bin Rabah. Dengan iba disaksikannya penyiksaan yang kejam tidak berperikemanusiaan itu. Para algojo penyiksa itu sudah berlaku bagai binatang saja. Tidak punya rasa belas kasihan sedikit pun terhadap manusia lemah yang kebetulan derajatnya dianggap serendah ternak karena dia budak.

“Apa kau tidak malu menyiksa orang yang lemah itu?” tegur Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada Umayyah bin Khalaf.

Engkaulah yang merusak kepercayaannya dan engkau pula yang menjauhkannya dariku!” seru Umayyah bin Khalaf dengan geramnya. Ia tahu, Abu Bakar Ash-Shiddiq itu orang Islam, sama seperti Bilal.

“Aku mempunyai seorang budak negro yang kuat. Jauh lebih kuat dari pada orang yang kau siksa itu. Ia akan kuserahkan kepadamu. Kutukar dengan budak lemah itu.”

Umayyah bin Khalaf benar-benar telah kehabisan akal untuk mengatasi kebandelan budaknya itu. Ia sendiri sudah ingin mengakhiri penyiksaan itu, karena dia tahu Bilal tidak akan mau menyerah. Namun, jika menghentikan penyiksaan tanpa alasan, dia akan merasa sangat malu. Kini ada orang yang menawarkan pengganti Bilal.

“Bawa kesini budak negro itu!” kata Umayyah bin Khalaf.

Budak negro itu dipanggil. Inilah saat yang paling bersejarah bagi Bilal. Ia telah pasrah dan rela mati asalkan tetap dalam iman Islamnya. Ia pun menyangka tidak lama lagi ajalnya akan tiba karena tubuhnya tidak tahan lagi terhadap siksaan berat itu. Tiba-tiba ada orang menyelamatkannya.

Ia dilepaskan dari tali yang mengikatnya. Tubuhnya lunglai sehingga Abu Bakar harus memapahnya ketika membawanya pergi dari tempat itu. Bilal berlutut di depan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

“Terima kasih, Tuan.” katanya lemah sekali. “Kini hamba menjadi milik Tuan.

“Tidak” Kata Abu Bakar Ash-Siddiq. “Kau kumerdekakan.

Dimerdekakan adalah hal yang sangat luar biasa bagi seorang budak. Artinya, dia dibebaskan dari perbudakan. Dia menjadi orang yang merdeka yang tidak diperbudak oleh siapapun. Bilal bagaikan tidak percaya akan apa yang didengarnya. Namun sungguh ia benar-benar mendengar ucapan itu. Ucapan yang keluar dari mulut seorang muslim sejati. Orang yang telah memerdekakan budak-budaknya. Tidak dianggapnya bahwa itu merupakan kerugian besar baginya, padahal budak-budak itu dulu dibelinya dengan mahal di pasar budak.

Islam mengajarkan persamaan hak setiap manusia. Di mata Allah, derajat manusia sama. Yang membedakannya adalah amal ibadah mereka.

Bilal bukan satu-satunya budak yang disiksa yang dibebaskan oleh Abu Bakar Ash-Siddiq. Masih banyak lagi budak muslim yang disiksa dan dibeli oleh Abu Bakar Ash-Siddiq, kemudian dibebaskan. Diantaranya adalah Amir bin Fuhairah, budak-budak perempuan bernama Labibah, Zinnirah, dan An-Nahdiyyah.

Bilal bin Rabah kemudian menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia tetap bersama Nabi sampai ikut hijrah ke Madinah. Sejak saat itu Bilal tidak pernah terpisahkan dari Nabi.


Sumber : tidak diketahui

Sunday, May 26, 2013

Siapakah Yang Disalib, Isa Atau Simon


Mesir, Desember 1945 Masehi
Seorang petani Mesir sedang menggali mencari tanah lunak dan subur di dekat Desa Nag Hamadi, Hulu sungai Nil menemukan sebuah bejana dari tanah liat merah. Berisi Tiga Belas naskah kuno, gulungan dari papirus yang terikat dengan kulit.

Tidak menyadari betapa pentingnya naskah kuno tersebut, sempat digunakan beberapa naskah sebagai kayu api. Sampai akhirnya ia melihat ada yang menarik dari naskah-naskah tersebut. Sehingga kemudian diselundupkan ke Mesir dan dijual di pasar gelap.

Abad Modern, Menginjak Abad ke 20 Masehi
Para pakar modern barat menetapkan gulungan papirus kuno dari Nag Hamadi merupakan koleksi naskah Biblikal, sebuah simpanan yang amat sangat berharga dari dokumen-dokumen Kristen pertama. Beberapa diantaranya dapat disejajarkan dengan Injil.

Para pakar modern juga menetapkan, gulungan papirus kuno dari Nag Hamadi yang ditemukan kembali merupakan naskah kuno asli, berasal dari tahun 150 Masehi, salah satu diantaranya memuat materi yang bahkan lebih tua dari yang terkandung dalam Alkitab Perjanjian Baru. Mereka kemudian menyebutnya dengan “The Nag Hammadi Scroll“.

Dalam salah satu naskah Nag Hammadi yang berjudul “The Second Treatise Of Great Seth“ (Perjanjian Kedua Seth yang Agung), menggambarkan Isa, tepat persis seperti dalam buku Basilides.

Kembali ke tahun 120 - 130 Masehi
Basilides, seorang cendekia dari Alexandria, seorang yang paham benar Kitab Suci Ibrani dan Injil Kristen. Juga ahli dalam pemikiran Mesir dan Hellenistik. Basilides telah menulis sekurangnya dua puluh empat komentar terhadap Injil. Diantaranya mengatakan bahwa Penyaliban itu palsu, sehingga Isa tidak mati di tiang salib, dan bahwa seorang pengganti - Simon dari Cyrene, telah menggantikan Isa.

Al-Qur’an Abad ke 7 Masehi
Q.S. 4 : 157 : “dan karena ucapan mereka : “Sesunggguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa Putra Maryam, rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.”

The Second Treatise Of Great Seth
The Second Treatise Of Great Seth (Perjanjian Kedua Seth Yang Agung) merupakan salah satu dokumen naskah kuno dari Gulungan Nag Hammadi yang tidak bertanggal. Dalam dokumen tersebut digambarkan Isa selamat dari kematian di tiang salib karena digantikan oleh seseorang.

Dalam kutipan berikut (dari naskah tersebut), Isa berbicara dengan orang pertama secara langsung :
“Aku tidak akan kalah seperti yang mereka rencanakan. Dan hanya berpura-pura mati, tidak benar-benar mati, kalau tidak begitu mereka akan mempermalukanku. Mereka berpikir apa yang telah terjadi padaku, kematianku, adalah kesalahan mereka karena yang mereka paku hingga mati adalah orang-orang mereka sendiri. Sedang yang lainnya, ayah mereka, yang minum pundi-pundi empedu dan cuka, itu bukan aku. Mereka memukulku dengan alang-alang, itu adalah orang lain, yaitu Simon, yang memanggul salib pada bahunya. Mereka mengenakan mahkota duri juga kepada orang lain. Dan aku mentertawakan ketidaktahuan mereka.”


Sumber : tidak diketahui

Saturday, May 25, 2013

Senjata Nabi Daud Dalam Karya Michael Angelo


Tokoh Daud di karya Michael Angelo diyakini menyimpan senjata rahasia di tangan kanannya. Senjata ini dikenal dengan nama fustibal (ketapel) atau senjata pelempar batu.

Informasi ini disampaikan pada Florens 2010 : Pekan Internasional Warisan Budaya dan Lingkungan selama tiga hari sebagai bentuk penghargaan terhadap karya Michael Angelo.

Studi terbaru menyimpulkan bahwa tangan kanan Daud mencengkram senjata silinder. “Pembuluh darah yang menggembung pada tangan kanan menunjukkan suatu senjata yang mengerikan di mana ini digunakan pada zaman kuno hingga abad ke-17,” ujar sejarawan seni Sergio Risaliti dan Francesco Vossilla yang menulis buku L’Atro David.

Senjata ini dikenal dengan nama fustibal (ketapel) atau senjata pelempar batu. Dengan tali kulit, alat ini seperti ketapel besar, ujar ahli cerita rakyat klasik Adrienne Mayor yang tidak ada kaitannya dengan penelitian terbaru itu.

Fustibal dikenal pada zaman Romawi dan mampu melemparkan bola hingga 182 meter. Ini pertama kali diinformasikan ke khalayak oleh penulis militer Vegetius.

Senjata itu juga sempat muncul di beberapa gambar Leonardo Da Vinci (1452-1519) serta karya Lorenzo Ghiberti yang berjudul Gates of Paradise (1378 - 1455) yang menggambarkan kemenangan Daud atas Goliath. Para peneliti berspekulasi bahwa fustibal telah mempengaruhi Michael Angelo yang sangat mengagumi karya Ghiberti.


Sumber : tidak diketahui

Friday, May 24, 2013

Semua Umat Nabi Muhammad SAW Dimaafkan Kecuali


Setiap orang dari umat Nabi Muhammad SAW akan dimaafkan ketika berbuat salah/maksiat kecuali mereka yang terang-terangan.

Termasuk terang-terangan dalam kemaksiatan adalah ketika seorang melakukan kemaksiatan di depan orang lain. Terang-terangan akan apa yang dia lakukan dari kemaksiatan, sehingga orang lain melihat dan dapat menyebabkan orang lain berbuat seperti yang dia perbuat, maka orang yang semacam ini tidak diampuni.

Macam kedua yang termasuk terang-terangan dalam kemaksiatan adalah ketika seorang melakukan kemaksiatan dan tidak ada orang yang mengetahuinya. Akan tetapi setelah itu dia bercerita kepada orang lain bahwa dia telah melakukan kemaksiatan tersebut. Maka ini juga termasuk terang-terangan dalam kemaksiatan.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
Semua umatku diampuni kecuali orang yang terang-terangan (dalam kemaksiatan). Dan termasuk terang-terangan adalah ketika seorang melakukan (maksiat) pada malam hari, dan Allah telah menutupinya. Kemudian orang itu berkata : wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan begini dan begini. Allah telah menutupi (aib)nya tadi malam akan tetapi dia membuka (aibnya) sendiri pada pagi harinya. (HR Muslim)


Sumber : tidak diketahui

Thursday, May 23, 2013

Seekor Burung Dikirim Tuhan Untuk Menggagalkan Mesin Pencipta Lubang Hitam

LHC (Large Hadron Collider) adalah sebuah mesin raksasa yang dibuat oleh para ilmuwan jenius di CERN yang dirancang untuk memecahkan partikel yang diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan dalam fisika kuantum. Mesin yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang 27 km dan terletak di kedalaman 175 meter di bawah tanah perbatasan Perancis-Swiss.


Subjek pemecahan partikel ini telah menarik perhatian para ilmuwan dan penggemar science fiction di seluruh dunia mengingat eksperimen ini juga dipercaya dapat menciptakan lubang hitam mini yang sering dianggap sebagai cikal bakal mesin waktu, walaupun dibantah oleh beberapa fisikawan ternama seperti Michio Kaku.

LHC ini juga sempat diangkat dalam novel Dan Brown berjudul Angels and Demons. Sedangkan CERN adalah organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa yang didirikan pada tahun 1954. Fasilitas yang mereka miliki merupakan laboratorium penelitian partikel terbesar di dunia. Saat ini organisasi ini mempekerjakan hampir 8.000 ilmuwan jenius yang mewakili 580 universitas yang berasal dari 80 negara. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui kalau internet pertama kali ditemukan oleh CERN pada tahun 1989.

Pada awal November ini, LHC mengalami pemanasan yang berlebihan di beberapa bagian setelah sebuah potongan kecil Baguette (sejenis roti) mendarat di sebuah peralatan yang ada di permukaan tanah tepat di atas cincin akselerator.


Dr. Mike Lamont, kordinator mesin LHC, mengatakan bahwa potongan kecil baguette itu yang dipercaya dijatuhkan oleh seekor burung yang lewat telah menyebabkan suhu magnet superkonduktor naik dari -271.1 0C menjadi -265 0C, yaitu titik dimana magnet itu berhenti berfungsi.

Dalam teori, jika LHC beroperasi secara penuh, peristiwa ini dapat menjadi bencana besar. Namun menurut para ilmuwan, mereka telah menyediakan sistem keselamatan yang memadai yang dapat mematikan mesin secara otomatis sebelum suhu naik lebih tinggi.

Pemecahan partikel penuh direncanakan akan dimulai lagi dalam waktu dekat. Apabila beroperasi, LHC akan menembakkan proton dan ion timah yang akan bergerak menyusuri rute berbentuk lingkaran dengan kecepatan yang hampir menyamai kecepatan cahaya. Proton dan ion timah tersebut mengandung energi setara dengan kereta super cepat yang bergerak dengan kecepatan penuh.



Tahun lalu, mesin seharga 10 miliar dolar Amerika ini justru menjadi rusak setelah energi super besar ini menjadi tidak terkontrol dan menyebabkan kebocoran gas helium.

Kerusakan beruntun yang dialami oleh LHC telah menyebabkan sebagian ilmuwan berspekulasi bahwa mesin ini telah disabotase oleh partikel lintas waktu mereka sendiri yang datang dari masa depan. Pendapat ini mirip dengan film terminator dimana seorang robot diutus untuk membunuh cikal bakal pemimpin pemberontakan masa depan.

Namun eksperimen CERN ini ternyata tidak mendapat kata sepakat di kalangan ilmuwan. Menurut sebagian ilmuwan, jika lubang hitam mini tercipta, dan terjadi sesuatu yang diluar perhitungan, bisa saja lubang hitam tersebut menjadi membesar tanpa terkendali dan menelan apa saja yang berada di dekatnya. Dengan kata lain, kiamat.

Seperti yang kita ketahui, lubang hitam memiliki gaya gravitasi super kuat sehingga bahkan cahayapun ditelan olehnya. Karena itu di sejumlah negara di Amerika dan Eropa, beberapa ilmuwan telah mengajukan gugatan hukum agar CERN menghentikan usahanya untuk memecahkan partikel.

Apakah mungkin seekor burung dikirim dari masa depan untuk menggagalkan usaha CERN? Paling tidak ia tahu sekali dimana harus menjatuhkan rotinya supaya mesin tersebut rusak.


Sumber : tidak diketahui